Rabu, 26 Maret 2014

PARADIGMA BERFIKIR CALEG PADA PEMILU 2014

CONTOH PARADIGMA BERFIKIR CALEG PADA PEMILU 2014
DI DAPIL DKI JAKARTA 1


OLEH :
RONNY ARDI
NPM 16111453
KELAS 3 KA 42

Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahan yang seluruh warga negaranya memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi, baik itu secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Mungkin pernyataan diatas inilah gambaran yang terjadi bila suatu Negara menganut paham demokrasi, seperti halnya Indonesia yang menganut paham demokrasi pancasila yang mengutamakan musyawarah mufakat tanpa pandangan yang berbeda (oposisi).

Pemilihan umum yang akan bergulir pada tanggal 9 April 2014 akan membawa banyak cerita, contohnya jika kita bicara mengenai Caleg (Calon Anggota Legislatif) yang diusung dari masing-masing Parpol (Partai Politik). Parpol yang ingin mengikuti Pemilu harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya yaitu memiliki kepengurusan di seluruh provinsi, hal ini tentu membuktikan bahwa semua parpol memiliki banyak anggota, diperkuat dengan syarat lainnya yaitu Parpol harus memiliki sekurang-kurangnya 1.000 orang atau satu perseribu dari jumlah penduduk pada setiap kabupaten. Hal tersebut menjadikan banyak cerita dibalik pencalonan Anggota Legislatif dari masing-masing parpol. Ada istilah yang sering kita kenal jika membicarakan Parpol, pemilu dan pesta demokrasi 5 tahunan, yaitu kader. Apa sih yang dimaksud Kader ? Apakah ada kaitannya dengan anggota Parpol yang kita ulas diawal paragraf ? Kader yaitu orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai 'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut. Dalam hal membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut, seorang kader dapat berasal dari luar organisasi tersebut dan biasanya merupakan simpatisan yang berasaz dan bertujuan sama dengan institusi organisasi yang membinanya.

Saya tinggal di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, dan masuk dalam daerah pemilihan DKI Jakarta 1 yang meliputi Jakarta Timur, suatu ketika Ibu saya membawa pulang kantong tas berwarna hijau (warna yang indentik dengan salah satu parpol) dan terdapat foto caleg DPR RI Dapil Jakarta 1, kita sebut dengan nama “Caleg A”. Sontak Saya menanyakan pertanyaan yang umum, kepada Ibu Saya “Dikasih siapa bu ?”. Ternyata itu merupakan pemberian dari “Caleg A” yang merupakan cara dia untuk memperkenalkan diri kepada warga disekitar dapilnya. Tidak hanya kantong tas, namun disertakan juga dengan sebuah brosur berisikan data diri si “Caleg A” lengkap dengan prestasi dan riwayat pendidikan. Dilihat dari banyaknya organisasi yang beliau ikuti mengartikan bahwa si “Caleg A” ini memiliki kehidupan sosial yang bagus, namun rasa ingin tahu Saya tidak hanya sampai disitu. Saya mulai mencari siapakah sosok “Caleg A” ini.     Saya mulai mencari di Internet melalui website http://dct.kpu.go.id/index.php, disana ditemukan biodata lengkap daftar calon tetap anggota DPR RI, namun sayang untuk daftar calon tetap anggota DPRD provinsi belum dilengkapi. Saya mulai mencari seperti apa sosok “Caleg A” ini, disana terdapat daftar riwayat hidup beliau, dari awal menimba ilmu sampai riwayat pekerjaannya pun lengkap tersedia, tidak ada yang ditutupi.

Si “Caleg A” merupakan guru besar, pendiri dan ketua STAI ACPRILESMA. Wow, itu ungkapan Saya ketika membaca lebih lanjut tentang penapakan karir beliau yang diawali dari nol. Jadi secara singkat cerita, beliau adalah anak rantau yang memulai kehidupan di Jakarta dengan menjadi Guru Honorer, dari situlah cikal bakal beliau menjadi guru besar dan mampu mendirikan sebuah Sekolah Tinggi Agama Islam, beliau memaparkan bahwa keikhlasanlah yang menjadikannya seperti ini. Ada perkataannya yang cukup menginspirasi Saya yaitu, “keikhlasan merupakan penggerak dalam segala jenis kemajuan di dunia ini. Tanpa orang-orang yang tabah, wajah dunia tidak seperti sekarang ini. Maka, jelasnya, tidak ada satu agama sejati yang menganjurkan supaya orang itu takut. Agama Islam menganjurkan: ”La Takhaf wa la tahzan innallaha wa’ana”. (Jangan takut, jangan gentar, Tuhan bersama kita)”.

Visi politik keikhlasan si “Caleg A” dapat ditangkap dari buku kecil yang diterbitkannya berjudul ‘Keikhlasan Jalan menuju Kesuksesan, Sebuah Renungan Menapaki Kehidupan.” Jadi beliau mengajak memulai sesuatu dari ikhlas, maka akan menghasilkan produktivitas. Beliau menegaskan “bangunlah watak ikhlas kepada diri sendiri maupun keikhlasan memberi kepada orang lain, pasti orang lain juga akan ikhlas memberi kepada kita, karena Tuhan pasti akan memberi kepada kita secara ikhlas juga”. Demikianlah hukum sunatullah. ”Maka bersyariatlah dalam menjalankan hidup. Dengan keikhlasan, semua masalah akan terurai menuju pada solusi,”.

Misi beliau secara detail adalah: 1) Mempersiapkan sarjana yang memiliki kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan aplikasinya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; Mempersiapkan sarana prasarana guna mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar yang aktif, inovatif, proaktif, kreatif dan tidak membosankan; 2) Melaksanakan pengabdian masyarakat dengan metode magang dan praktek lapangan; dan 3) Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas lulusan baik lokal, nasional dan global.

Sepertinya bisa kita lihat akar pandangan berfikir beliau dalam pemilu 2014 kali ini, yaitu hal yang paling penting dibangun dari seorang caleg tidak lain adalah sebuah keikhlasan dalam diri caleg tersebut, sehingga jika dalam diri kita sudah mempunyai rasa ikhlas maka nantinya produktivitas akan mampu hadir dengan sendirinya.

Pendapat Saya tentang pola pikir si “Caleg A” yaitu beliau mengutamakan perubahan dari dalam diri dahulu dalam bentuk sikap ikhlas, dan tetap berpegang teguh pada Kitab Suci Al-Quran dan Sunatullah, beliau yang merupakan “orang” pendidikan dan sudah memiliki pengalaman yang sangat banyak pasti tahu betul apa yang dibutuhkan oleh seorang murid dalam meniti kehidupan yang lebih baik kedepannya, hal itu tertuang dalam misi pertama beliau yang menginginkan setiap sarjana mampu mengembangkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena beliau memulai karir dari nol, beliau tahu betul hasil yang diraih  dari pola pikir beliau yang dibagikan kepada masyarakat untuk menapakkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Begitulah isi dari paradigma beliau yang bagus untuk ditularkan kepada semua caleg yang akan berlaga pada 9 April mendatang, beliau adalah salah satu caleg disekitar rumah Saya, dapil DKI Jakarta 1 yang meliputi wilayah Jakarta Timur, dibawah naungan Parpol berwarna hijau, beliau yakin mampu mewujudkan visi, misi serta obsesi politik keikhlasannya.


Sumber : http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/4275-aplikator-politik-keikhlasan

Tidak ada komentar: