Minggu, 20 Oktober 2013

Apakah bahasa bisa dijadikan jati diri ?

Kita sering menggunakan bahasa Indonesia dalam setiap percakapan kita, tapi tahukah kalian apa itu bahasa sebenarnya ?. Bahasa merupakan sekumpulan sistem berbentuk bunyi yang digunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, dan berinteraksi. Tidak bisa dipungkiri bahwa hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat ada dalam diri sebuah bahasa. Kita bisa bayangkan jika kita berada dilingkungan yang tidak memiliki sistem bahasa yang sama dengan kita, maka akan sulit untuk berinteraksi. 

Saat ini bahasa bisa diaplikasikan dibeberapa media, tidak hanya bunyi, contoh lainnya ada pada sebuah simbol plang lalu lintas yang disebut bahasa simbol, fungsinya sama yaitu sebagai alat untuk bekerja sama agar lalu lintas terjaga dari kekacauan dan sebagai alat untuk berinteraksi antara pengguna jalan dan pembuat aturan. Walaupun berbeda namun sudah mengarah kepada tujuan awal dari bahasa itu sendiri.

"Bahasa sebagai alat untuk berinteraksi", hal pertama yang kita tangkap dari pernyataan tersebut adalah terjadinya kegiatan saling melakukan aksi, maka hal tersebut harus dilakukan oleh 2 atau lebih manusia, lalu apa yang dilakukan para manusia tersebut dengan kegiatan interaksi ini ?. Ada banyak hal yang dilakukan, yang pasti kegiatan tersebut terjadi karena ada 1 pihak atau kedua pihak saling membutuhkan. Coba kita ambil contoh plang lalu lintas, pihak "pengguna" ingin kenyamanan dan keselamatan dalam berkendara, sedangkan pihak "penyedia" memiliki beban tanggung jawab dalam melayani pihak "pengguna".  Keduanya memiliki kepentingan, maka terjadilah interaksi.

Dalam interaksi kita kepada manusia lain yang satu rumpun / negara sangatlah mudah, kita tinggal menggunakan bahasa Indonesia, namun tidak setiap warga Indonesia menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, adakalanya dicampur dengan bahasa daerah, bahasa luar negeri ataupun dicampur dengan bahasa hasil penyimpangan dari bahasa yang sudah ada. Hal tersebut sedikit banyak tidak lepas dari pengaruh kebudayaan negara luar. 

Hal yang tidak lepas dari tidak digunakannya bahasa Indonesia dengan baik adalah tidak mengenal bahasa Indonesia yang baik dan benar itu. Kebanyakan dari penyimpangan bahasa Indonesia yaitu dalam bentuk negatif, seperti pengambilan bahasa daerah pada jenis kelamin, dan sebagainya. Hal tersebut sangat cepat menular dikalangan remaja bahkan anak-anak pun tidak asing dengan bahasa tersebut. Pada dasarnya tidak ada yang salah pada bahasa daerah yang kita bicarakan diatas, namun tanpa kita sadari telah tercipta citra negatif jika bahasa tersebut digunakan untuk percakapan sehari-hari. Akibat hal tersebut maka otomatis timbul penilaian negatif akan moral-moral generasi muda Indonesia, sedikit banyak telah menjadi harga mati untuk menilai pemuda-pemudi Indonesia kedalam kelas manusia bermoral rendah.

Bisa kita simpulkan bahwasannya sebuah bahasa yang kita gunakan dapat mencerminkan bagaimanakah diri kita sebenarnya, sebuah bahasa bukan sekedar dinilai dari makna setiap kata-kata yang terkandung didalamnya, namun bagaimana semua kata-kata tersebut kita gunakan dengan benar, baik dalam pegucapan, intonasi, situasi, maupun lingkungan tempat kita menggunakan bahasa. Tidak ada bahasa yang salah jika kita bijak dalam menggunakan bahasa. Jadi sangatlah jelas sebuah bahasa mampu menciptakan jati diri, baik untuk diri pengguna sendiri, lawan interaksi maupun lingkungan yang cukup luas.



sumber : http://kamusbahasaindonesia.org/

Tidak ada komentar: