Manga Bakuman ini adalah manga yang sudah beberapa bulan ini saya baca, sebuah Manga buah tangan Obata Takeshi(ilustrasi) dan Ooba Tsugumi(cerita). Yang diketahui keduanya adalah suksesor dari manga terkenal DeathNote, keduanya kembali bekerjasama dalam manga Bakuman ini.
Cerita Bakuman sangat tidak mainstream, berbeda dengan Manga lainnya yang kebanyakan berbau pertempuran dan aksi dimana ada jagoan dan penjahat. Manga ini berbeda, berkisah tentang dua anak remaja yang mempunyai tujuan untuk menjadi Mangaka (Pengarang Manga) sejati.
Moritaka Mashiro, 14 tahun, adalah pelajar kelas 3 SMP, dia anak remaja yang kehidupannya biasa-biasa sajasampai ketika dia bertemu teman sekelasnya yang bernama Takagi Akito (Shujin). Shujin ini pun berusaha membujuk Mashiro agar mau menjadi mangaka bersama dirinya, namun karena image buruk dari mangaka yang dilihat Mashiro dari pamannya ia pun menolak ajakan Takagi. Meski ditolak, ternyata Takagi tidak menyerah untuk menjadikan Mashiro sebagai partner-nya untuk menjadi mangaka. Takagi menggunakan rasa suka Mashiro terhadap teman sekelasnya Azuki Miho, untuk membuatnya mau menjadi partner-nya. Hal yang tidak diduga oleh Takagi ialah Mashiro (secara tidak sadar) melakukan hal yang tidak pernah dilakukan oleh pamannya, yaitu melamar orang yang ia sukai yaitu Azuki, dan hal menariknya Azuki menerima lamaran Mashiro untuk menikahinya dengan syarat setelah keduanya terkenal dan menjadi sesuai dengan apa yang dicita-citakan.
Karakter dalam manga Bakuman
Moritaka Mashiro (Saiko)
Karakter utama. Mashiro yang biasa dipanggil Saiko memiliki bakat dalam menggambar, kemampuannya dari kecil sudah terlihat dari penghargaan yang ia dapat dari lomba-lomba menggambar. Alm pamannya merupakan orang yang berperan besar dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap manga.
Selain untuk memenuhi janji untuk menikahi Azuki, Mashiro juga memiliki cita-cita untuk membuat sebuah manga yang dapat menjadi pedoman baru dalam dunia manga (keluar dari Mainstream) dan merupakan cita-cita lain yang pernah dimiliki oleh pamannya.
Takagi Akito (Shujin)
Orang dibalik terjunnya Mashiro kedalam dunia mangaka. Takagi merupakan pengarang cerita dalam duo Ashirogi Muto, kemampuannya dalam membuat cerita lebih cocok bila ia menjadi penulis novel, tapi karena kecintaannya pada dunia manga dan anime membuatnya mempertaruhkan segalanya agar dapat berjaya di industri manga dan anime. Di sekolah nilai-nilai Akito merupakan yang terbaik, namun ketika sudah larut dalam dunia manga ia rela mengorbankan segalanya.
Karakter yang mirip dengan tokoh Light Yagami dari manga/anime Death Note ini memiliki kemampuan yang menakjubkan ketika membuat plot cerita yang kelam dan berliku-liku.
Azuki Miho
Tokoh utama perempuan dalam Manga ini. Azuki adalah anak dari wanita yang pernah dicintai oleh pamannya Mashiro, namun karena pamannya belum pernah membuat sebuah manga yang terkenal ia tidak pernah menyampaikan perasaannya kepada ibu Azuki yang akhirnya menikah dengan orang lain. Azuki sebenarnya juga menyukai Mashiro, bahkan sebelum Mashiro mengetahuinya. Azuki menyukai Mashiro semenjak ia bertemu dengannya ketika masih di taman kanak-kanak (meski Mashiro tidak menyadarinya).
Mengetahui Mashiro berusaha mewujudkan impiannya untuk menjadi mangaka yang terkenal, Azuki pun berjuang agar dapat menjadi seorang Seiyuu (Pengisi suara wanita dalam Anime) di Anime buatan Mashiro.
Niizuma Eiji
Eiji merupakan rival sekaligus teman bagi Ashirogi Muto. Pemuda ini bahkan sudah menjadi buah bibir petinggi JUMP dikala manga karyanya berhasil menarik minat pembaca sebagai manga terpopuler, meskipun ia masih berusia 15 tahun ! Yang lebih mengagumkan dari Eiji ialah ia dapat membuat sebuah plot cerita manga yang menarik untuk dibaca tanpa perlu membuat name (sketsa cerita) terlebih dahulu.
Dibandingkan Ashirogi Muto, ia lebih dahulu membuat manga yang diangkat menjadi anime, sebuah manga dengan tipe mainstream battle-manga berjudul CROW. Ketika direkrut oleh JUMP ia diberikan perlakuan khusus, yaitu bila ia sudah menjadi seorang mangaka yang terbaik maka ia diperbolehkan untuk memberhentikan satu manga yang ia tidak sukai.
Selain menyuguhkan cerita tentang duo mangaka (yang bisa dibilang curahan hati Ohba dan Obata sendiri), serial Bakuman ini juga bersifat informatif bagi mereka yang tertarik dalam dunia mangaka. Hal-hal seperti cara pembuatan name, alat gambar, teknik menggambar dan cara berhubungan dengan editor seakan dijabarkan secara gamblang dalam serial ini. Selain itu ada beberapa pembagian jenis manga seperti mainstream battle-manga, non-mainstream battle manga, dark manga dan gag manga. Selain itu ada bonus (menurut saya), yaitu alasan mengapa serial Death Note begitu sedikit dari segi jumlah serial yang diceritakan dalam salah satu cerita di serial ini.
Selain menyuguhkan cerita tentang duo mangaka (yang bisa dibilang curahan hati Ohba dan Obata sendiri), serial Bakuman ini juga bersifat informatif bagi mereka yang tertarik dalam dunia mangaka. Hal-hal seperti cara pembuatan name, alat gambar, teknik menggambar dan cara berhubungan dengan editor seakan dijabarkan secara gamblang dalam serial ini. Selain itu ada beberapa pembagian jenis manga seperti mainstream battle-manga, non-mainstream battle manga, dark manga dan gag manga. Selain itu ada bonus (menurut saya), yaitu alasan mengapa serial Death Note begitu sedikit dari segi jumlah serial yang diceritakan dalam salah satu cerita di serial ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar