1. Kepala. Asal usul perkataan ini dari istilah arsitektur bahasa itali, cupola, yaitu bagian paling tinggi yang terletak diatas atap bangunan, sebagai tambahan atau hiasan pengindah gedung. Selanjutnya sirah, hulu, tendas, berubah jadi kepala disesuaikan dengan yang diatas gedung.
2. Mariam (meriam). Ketika bangsa Melayu masih menembak dengan panah dan sumpit, bangsa Portugis datang membawa kanon yang dapat meledakkan bunyi gempita. Melihat orang Portugis menembak dengan membuat tanda salib sembari mengucapkan nama Maryam bunda Almaseh Isa, maka selanjutnya senjata itu disebut mariam.
3. Cinta. Sebetulnya perkataan ini dalam bahasa Spanyol berarti tali pita. Di Indonesia Timur, orang yang dipertunangkan harus mengucapkan kasih sayangnya di bawah ikatan tali cinta tersebut, maka selanjutnya cinta pun berubah menjadi padanan kasih.
4. Roti. Perkataan ini berasal dari bahasa Belanda, brood yang dulu dijajakan di Batavia dengan kereta kayuh, sambil diteriaki dengan tambahan 'iii', dan akhirnya terkupingkan menjadi 'brootiii'.
5. Minggu. Dalam bahasa Portugis lama, Domingo, berarti Tuhan. Demi Domingo mereka pergi ke gereja untuk ibadah pada hari Ahad. Akhirnya Ahad berubah menjadi Minggu.
6. Kodak. Pada zaman lampau hanya satu merek kamera dan film yang ada di Indonesia. Oleh karena itu kegiatan fotografi pun disebut sebagai kodak.
Contoh-contoh diatas merupakan pertumbuhan bahasa Indonesia yang terjadi akibat kesalahan persepsi.
Sumber : Kompas Gramedia " Intisari " November 2011 : 39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar