BAB IX
Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan
Ronny Ardi
1KA41
16111453
BAB
9
ILMU
PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu (atau ilmu
pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan
(knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya. Pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut “epistemologi”
(epistem = pengetahuan, logos=pembicaraan/ilmu)
Kata ilmu dalam bahasa Arab
"ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam
kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial,
dan sebagainya.
Pengertian pengetahuan sebagai
istilah filsafat tidalah sederhana karena macam-macam pandangan teori,
diantaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan yang dapat diinderai dan
dapat merangsang budi, Menurut Decartes, ilmu pengetahuan merupakan serba budi,
oleh Bacon dan David Home diartikan sebagain pengalaman indera dan batin,
sedangkan menurut Immanuel Kant, pengetahuan merupakan persatuan antara budi
dan pengalaman, dan teori Phyroo mengatakan , bahwa tidak ada kepastian dalam
pengetahuan. Dari berbagai pandangan tentang pengetahuan diperoleh sumber pengetahuan
merupakan ide, kenyataan, kegiatan akal budi, pengetahuan, sintesis budi atau
meragukan karena tidak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Ilmu pengetahuan sekarang menghadapi
kenyataan kemiskinan, yang pada hakekatnya tidak dapat melepaskan diri dari
kaitannya dengan ilmu ekonomi karena kemiskinan merupakan persoalan ekonomi
yang paling elementer, dimana kekurangan dapat menjurus kepada kematian. Dipihak
lain ekonomi sekarang berada pada puncak kegemilangan intelektual, banyak
menggunakan penilaian matematis dan usaha pembuatan model matematis yang
merupakan usaha yang amat makmur. Dalam hal ini tentu ekonomi perlu manyajikan
analisis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dengan bermacam-macam kadar
asumsinya, karena apabila bertentangan dengan nilai-nilai atau etika yang hidup
dalam masyarakat akan memberi kesan sebagai suatu ilmu yang mengajarkan
keserakahan.
Maka sebagaigantinya dapat
disodorkan apa yang disebut dengan ekonomika etik (Prof. Dr. Ace Partadiredja, “Ekonomi
Etik”, pada pengukuran Guru Besar Fakultas Ekonomi Gajah Mada, Yogya, 1981)
TEKNOLOGI
Dalam konsep yang pragmatis dengan
kemungkinan berlaku secara akademis dapatlah dikatakan,
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai suatu seni yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses
produksi, menyangkut bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
“secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis, tetapi
secara luas juga meliputi teknologi
sosial, terutamateknologi sosial pembangunan sehingga teknologi itu adalah metode sistematis untuk mencapai setiap
tujuan insani.” (Eugene Stanly,
1970).
Teknologi
merupakan perkembangan suatu media / alat yang dapat digunakan dengan lebih
efisien guna memproses serta mengendalikan suatu masalah.
Teknologi Komunikasi Satellite (VSAT)
Teknologi adalah satu
ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi
keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan
erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain,
teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling
berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia
nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang,
tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Ciri – Ciri Fenomena Teknik Pada Masyarakat, yaitu :
* Rasionalistas, artinya
tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
perhitungan rasional.
* Artifisialitas, artinya
selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
* Otomatisme, artinya dalam hal metode,
organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian juga dengan
teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.
* Teknik
berkembang pada suatu kebudayaan.
* Monisme, artinya semua teknik bersatu,
saling berinteraksi dan saling bergantung.
* Universalisme, artinya
teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai
kebudayaan.
* Otonomi artinya teknik berkembang menurut
prinsip-prinsip sendiri.
ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
Ilmu Pengetahuan, yaitu sesuatu yang secara teratur
diperoleh dengan pangkal tumpuan tertentu dengan sistematis, metodis,
rasional/logis, empiris, umum dan akumulatif serta memiliki arti atau makna
tersendiri bagi penerimanya.
Teknologi,
yaitu sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi; menyangkut cara
bagaimana berbagai sumber, tanah, modal, tenaga kerja dan keterampilan
dikombinasikan untuk merealisasi tujuan produksi.
Nilai,
yaitu sesuatu yang memiliki harga, menunjukkan kualitas.
KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan
dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut
ilmiah yang telah mapan.
Garis kemiskinan, yang menentukan
batas minimum pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa
dipengaruhi oleh 3 (tiga) hal, yaitu :
· Persepsi manusia terhadap kebutuhan
pokok yang diperlukan.
· Posisi manusia dalam lingkungan
sekitar.
· Kebutuhan objektif manusia untuk
bisa hidup secara manusiawi.
Dasar ukuran yang hidup di bawah
garis kemiskinan memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
· Tidak
memiliki faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan.
· Tidak
memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan
kekuatan sendiri,
seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
· Tingkat
pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar,
karena harus membantu
orang tua mencari tambahan penghasilan.
· Kebanyakan
tinggal di desa sebagai pekerja bebas (self employed)
berusaha apa saja.
· Banyak yang
hidup di kota berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan.
Kemiskinan menurut orang lapangan
(umum) dapat dikategorikan kedalam 3 (tiga) unsur :
· Kemiskinan
yang disebabkanhandicap badaniah ataupun mental seseorang;
· Kemiskinan
yang disebabkan oleh bencana alam, dan;
· Kemiskinan
buatan (buatan manusia terhadap manusia pula yang disebut
kemiskinan struktural : struktur ekonomi, politik,
sosial, maupun kultur).
Sumber :
MKDU ILMU SOSIAL DASAR oleh Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk, Jakarta 1997
http://komunitasgalaxyace.blogspot.com/2011/11/bab-9-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://id.wikipedia.org
http://cahyamenethil.wordpress.com/2011/01/06/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://www.scribd.com/doc/43052631/Ilmu-Pengetahuan-Teknologi-Dan-Kemiskinan
http://id.wikipedia.org
http://cahyamenethil.wordpress.com/2011/01/06/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-kemiskinan/
http://www.scribd.com/doc/43052631/Ilmu-Pengetahuan-Teknologi-Dan-Kemiskinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar